Jakarta, 19 Februari 2025 – VP Gibran Mengevaluasi Pelaksanaan. Wakil Presiden (VP) Gibran Rakabuming Raka melakukan evaluasi pelaksanaan program Merdeka Belajar Guru (MBG) di dua sekolah di wilayah Jakarta Timur, pada Senin (19/2). Dalam kunjungan tersebut, Gibran memantau langsung penerapan kebijakan pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran di Indonesia. Kegiatan ini dilaksanakan guna memastikan apakah program MBG berjalan sesuai dengan harapan pemerintah dan kebutuhan siswa.
Tujuan Program MBG
Pelaksanaan program MBG bertujuan untuk memberikan kebebasan lebih kepada guru dalam memilih metode mengajar yang sesuai dengan karakteristik siswa di sekolah masing-masing. Program ini juga mengedepankan pendidikan yang berbasis pada pengembangan keterampilan hidup (life skills), mengurangi tekanan ujian yang berfokus pada hafalan, serta mendorong kreativitas baik di kalangan siswa maupun guru.
“Evaluasi seperti ini sangat penting untuk memastikan implementasi program MBG dapat berjalan efektif. Kami ingin mendengar langsung dari guru, kepala sekolah, dan siswa mengenai apa yang sudah berhasil dan apa yang perlu diperbaiki,” ujar Gibran dalam sambutannya di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 15 Jakarta, salah satu sekolah yang menjadi lokasi evaluasi.
Kunjungan ke Dua Sekolah VP Gibran Mengevaluasi Pelaksanaan
Gibran mengunjungi SMP Negeri 15 Jakarta dan SMA Negeri 45 Jakarta, yang merupakan dua sekolah pilot project dalam pelaksanaan MBG di Jakarta Timur. Di SMP Negeri 15, Gibran menyaksikan langsung kegiatan belajar mengajar yang menggunakan pendekatan baru, di mana siswa lebih aktif berdiskusi dan bekerja dalam kelompok daripada hanya mendengarkan ceramah dari guru.
Program ini diharapkan dapat mendorong pengembangan keterampilan problem solving dan kerjasama tim.
Respon Guru dan Siswa VP Gibran Mengevaluasi Pelaksanaan
Menurut Kepala Sekolah SMP Negeri 15 Jakarta, Yuliana Sari, meskipun program MBG memberikan tantangan baru bagi para pengajar, mereka merasa lebih puas dengan cara mengajar yang lebih fleksibel dan sesuai dengan kebutuhan siswa. “Kami tidak lagi terfokus pada ujian standar, tetapi pada pencapaian keterampilan siswa yang lebih luas,” ujarnya.
Baca Artikel Lainnya : Lembaga Berpikir Tank Xinhua Menyoroti Solusi Tiongkok Terhadap Tantangan Global
Namun, Yuliana juga mengungkapkan beberapa kendala yang masih dihadapi dalam pelaksanaan MBG. Salah satunya adalah kurangnya fasilitas pendukung seperti teknologi yang memadai untuk menunjang metode pembelajaran berbasis digital. “Kami berharap pemerintah dapat menyediakan lebih banyak alat pendukung untuk membantu proses pembelajaran yang lebih interaktif,” tambahnya.
Sementara itu, salah seorang siswa di SMA Negeri 45, Rina, menyambut positif perubahan tersebut. “Belajar jadi lebih seru karena tidak hanya menghafal, tapi kami diajarkan untuk berpikir kritis dan bekerja sama dalam kelompok,” katanya. Namun, ia juga berharap agar waktu belajar lebih fleksibel untuk menyesuaikan jadwal kegiatan di luar sekolah.
Harapan dari Pemerintah
“Kami ingin mendengar langsung pengalaman guru dan siswa agar dapat menyempurnakan program ini. Kami juga akan terus mendukung penyediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk mendukung MBG,” ujarnya.
“Program MBG adalah langkah penting menuju pendidikan yang lebih inklusif dan berkualitas. Kami berharap ini bisa diterima dengan baik di seluruh Indonesia,” tutupnya.
Kesimpulan
Meskipun ada tantangan dalam implementasi, umumnya program ini mendapatkan sambutan positif dari para guru dan siswa. Ke depannya, diharapkan dukungan infrastruktur dan evaluasi berkelanjutan akan membantu kesuksesan pelaksanaan MBG di seluruh Indonesia.