Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan – Cabai Rawit Hiyung. Bagi para pecinta makanan pedas, ada satu jenis cabai yang wajib dicoba. Cabai khas dari Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, ini dikenal sebagai salah satu cabai paling pedas di Indonesia. Bahkan, tingkat kepedasannya disebut lebih tinggi dibandingkan cabai rawit biasa yang banyak beredar di pasaran.
Cabai Rawit Hiyung, Si Kecil yang Super Pedas
Cabai Rawit Hiyung berasal dari Desa Hiyung, Kecamatan Tapin Tengah, Kalimantan Selatan. Berdasarkan penelitian, cabai ini memiliki tingkat kepedasan yang sangat tinggi, dengan kandungan capsaicin mencapai 94.500–100.000 Scoville Heat Unit (SHU). Sebagai perbandingan, cabai rawit biasa di Indonesia umumnya hanya memiliki tingkat kepedasan sekitar 50.000–75.000 SHU.
Menurut Ahmad Rasyid, seorang petani cabai dari Desa Hiyung, keunggulan utama cabai ini bukan hanya pada tingkat kepedasannya, tetapi juga daya tahannya yang lebih lama dibandingkan cabai lainnya. “Cabai Rawit Hiyung memiliki tekstur yang lebih kering dibandingkan cabai rawit biasa. Ini membuatnya lebih tahan lama dan tidak mudah busuk meskipun disimpan dalam waktu lama,” jelasnya saat ditemui di kebunnya.
Budidaya di Lahan Rawa Cabai Rawit Hiyung
Yang membuat Cabai Rawit Hiyung unik adalah cara budidayanya. Tidak seperti cabai pada umumnya yang ditanam di tanah kering atau sawah, cabai ini tumbuh subur di lahan rawa lebak dengan sistem pertanian yang telah dikembangkan oleh masyarakat setempat. Proses penanamannya pun membutuhkan perhatian khusus karena lahan rawa yang tergenang air sepanjang tahun memerlukan teknik pengolahan yang berbeda.
Baca Artikel Lainnya : Melestarikan Hutan untuk Menopang Kemandirian Pangan di Maluku Utara
Menurut data dari Dinas Pertanian Kabupaten Hulu Sungai Tengah, produksi cabai Hiyung terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2023, luas lahan pertanian cabai ini mencapai 40 hektare dengan hasil panen lebih dari 200 ton per tahun.
Potensi Ekonomi dan Pasar
Dengan kepedasannya yang luar biasa, Cabai Rawit Hiyung semakin diminati tidak hanya oleh masyarakat lokal, tetapi juga oleh pasar nasional. Banyak produsen sambal dan kuliner pedas mulai menggunakan cabai ini sebagai bahan utama. Bahkan, beberapa pelaku usaha telah mengembangkan produk olahan berbasis cabai Hiyung seperti sambal kemasan, bubuk cabai, hingga ekstrak capsaicin untuk industri makanan dan farmasi.
Menurut Rizky Syahputra, seorang pengusaha sambal dari Banjarmasin, cabai ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi. “Cabai Rawit Hiyung memiliki karakter pedas yang khas dan cocok dijadikan bahan baku sambal premium. Permintaan dari luar daerah semakin meningkat, dan kami yakin cabai ini bisa menjadi komoditas unggulan Kalimantan Selatan,” ujarnya.
Tantangan dan Harapan Petani
Meski memiliki potensi besar, budidaya cabai Hiyung juga menghadapi sejumlah tantangan, terutama terkait dengan kondisi lahan rawa yang memerlukan perhatian ekstra dalam pengelolaan air dan pemupukan. Selain itu, fluktuasi harga di pasar sering kali menjadi kendala bagi petani dalam menentukan keuntungan yang stabil.
Namun, pemerintah daerah terus berupaya memberikan dukungan bagi petani cabai Hiyung, baik melalui pelatihan budidaya, bantuan alat pertanian, hingga perluasan akses pasar. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Hulu Sungai Tengah, M. Firdaus, menegaskan bahwa pihaknya akan terus mendorong pengembangan cabai ini agar bisa dikenal lebih luas.
“Kami akan bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memperluas pemasaran cabai Hiyung, baik di dalam maupun luar negeri. Ke depan, kami berharap cabai ini bisa menjadi produk ekspor unggulan dari Kalimantan Selatan,” tuturnya.
Kesimpulan
Cabai Rawit Hiyung adalah salah satu varietas cabai paling pedas di Indonesia dengan keunggulan dalam hal rasa, daya tahan, dan potensi ekonomi. Dengan permintaan pasar yang terus meningkat, cabai ini memiliki masa depan cerah sebagai komoditas unggulan daerah.
Bagi para pecinta makanan pedas, mencoba cabai ini bisa menjadi pengalaman yang menantang sekaligus memuaskan. Namun, bagi yang belum terbiasa dengan tingkat kepedasan ekstrem, disarankan untuk mencicipinya dalam porsi kecil terlebih dahulu. Siapkah Anda menghadapi sensasi pedas dari Cabai Rawit Hiyung?