Melestarikan Kekayaan Alam Bahari Maluku Utara

Melestarikan Kekayaan Alam Bahari Maluku Utara

Ternate, 22 Februari 2025 – Kekayaan Alam Maluku Utara dikenal sebagai salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki kekayaan alam bahari yang melimpah. Dengan wilayah laut yang luas dan keanekaragaman hayati yang tinggi, daerah ini menjadi rumah bagi berbagai jenis biota laut, termasuk terumbu karang, ikan endemik, serta spesies langka seperti dugong dan penyu hijau. Namun, tantangan besar dalam pelestarian lingkungan laut terus menjadi perhatian berbagai pihak.

Ancaman terhadap Ekosistem Laut Maluku Utara

Meskipun memiliki potensi besar di sektor perikanan dan pariwisata bahari, ekosistem laut Maluku Utara menghadapi berbagai ancaman. Beberapa di antaranya adalah penangkapan ikan berlebihan (overfishing), penggunaan alat tangkap yang merusak, pencemaran laut, serta perubahan iklim yang berdampak pada peningkatan suhu air dan pemutihan terumbu karang.

Menurut Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Maluku Utara, Muhammad Rizal, eksploitasi sumber daya laut yang tidak terkendali dapat mengancam keberlanjutan ekosistem bahari di wilayah ini.

Upaya Pelestarian oleh Pemerintah dan Masyarakat Kekayaan Alam Maluku Utara

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah daerah bersama berbagai organisasi lingkungan telah mengambil sejumlah langkah strategis. Salah satunya adalah program rehabilitasi terumbu karang melalui teknik transplantasi karang di beberapa kawasan pesisir, termasuk di perairan Morotai dan Halmahera.

Baca Artikel Lainnya : Menteri Zon: Pertanian di Indonesia Tidak Lepas dari Kebudayaan

Selain itu, pemerintah juga menerapkan kebijakan zona konservasi laut, yang bertujuan untuk membatasi aktivitas perikanan di wilayah-wilayah tertentu guna memungkinkan ekosistem laut pulih secara alami. Di sisi lain, aparat penegak hukum semakin aktif dalam menindak praktik penangkapan ikan ilegal yang menggunakan bom atau sianida.

Tidak hanya pemerintah, masyarakat pesisir pun mulai mengambil peran dalam menjaga lingkungan laut mereka. Di Desa Bajo, Halmahera Selatan, misalnya, kelompok nelayan setempat telah mengembangkan sistem perikanan berkelanjutan dengan menerapkan teknik tangkap ramah lingkungan. Salah satu nelayan, Abdurrahman Laode, mengungkapkan bahwa mereka kini lebih mengutamakan penggunaan alat tangkap tradisional agar tidak merusak habitat laut.

“Kami sadar bahwa jika lingkungan laut rusak, masa depan anak cucu kami juga terancam. Oleh karena itu, kami berupaya menjaga laut dengan cara menangkap ikan secara bijak dan tidak serakah,” tutur Abdurrahman.

Peran Sektor Pariwisata dalam Konservasi Laut Kekayaan Alam Maluku Utara

Sektor pariwisata bahari juga turut berkontribusi dalam upaya pelestarian lingkungan laut.

“Banyak wisatawan yang tidak tahu bahwa menginjak atau mengambil karang bisa merusak ekosistem. Oleh karena itu, kami selalu memberikan pengarahan sebelum mereka menyelam atau snorkeling,” jelasnya.

Harapan ke Depan untuk Keberlanjutan Laut Maluku Utara

Melihat berbagai upaya yang telah dilakukan, harapan untuk kelestarian kekayaan bahari Maluku Utara masih terbuka lebar. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta dalam menjaga ekosistem laut perlu terus diperkuat.

Pakar kelautan dari Universitas Khairun Ternate, Dr. Ahmad Fauzi, mengungkapkan bahwa pengelolaan laut yang berkelanjutan harus menjadi prioritas utama. “Jika kita ingin ekosistem laut tetap lestari, maka dibutuhkan komitmen jangka panjang dan kebijakan berbasis penelitian ilmiah,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *