Melestarikan Hutan untuk Menopang Kemandirian Pangan di Maluku Utara

Melestarikan Hutan untuk Menopang Kemandirian Pangan di Maluku Utara

Maluku Utara, 22 Februari 2025 – Kemandirian Pangan Maluku Utara. Hutan di Maluku Utara memiliki peran krusial dalam menopang ketahanan pangan masyarakat setempat. Namun, ancaman deforestasi dan alih fungsi lahan yang semakin meningkat berpotensi mengganggu keseimbangan ekologi serta ketersediaan pangan bagi masyarakat lokal.

Peran Hutan dalam Ketahanan Pangan Kemandirian Pangan Maluku Utara

Hutan di Maluku Utara memiliki banyak manfaat bagi ketahanan pangan masyarakat.

“Jika hutan terus mengalami degradasi, dampaknya bisa sangat besar terhadap hasil pertanian dan perikanan di wilayah ini,” ujarnya.

Ancaman Deforestasi dan Konversi Lahan Kemandirian Pangan Maluku Utara

Meski memiliki peran yang sangat penting, hutan di Maluku Utara terus menghadapi ancaman serius akibat eksploitasi sumber daya alam.

“Jika tren ini tidak segera dikendalikan, bukan hanya keanekaragaman hayati yang terancam, tetapi juga keberlanjutan sektor pangan masyarakat.”

Masyarakat yang menggantungkan hidup pada hasil hutan dan pertanian mulai merasakan dampaknya. Petani sagu di Halmahera mengeluhkan berkurangnya produksi karena banyaknya hutan yang ditebang, sehingga mengganggu ekosistem alami yang menopang tanaman sagu.

Upaya Pelestarian untuk Menjaga Kemandirian Pangan

Guna mengatasi masalah ini, berbagai upaya konservasi dan pelestarian hutan mulai digalakkan.

Salah satu contoh keberhasilan program ini adalah di Desa Togutil, Halmahera Timur, di mana masyarakat adat mulai menerapkan sistem agroforestri, yaitu sistem pertanian yang mengombinasikan tanaman pertanian dengan pepohonan hutan. Dengan sistem ini, masyarakat tidak hanya dapat menjaga kelestarian hutan, tetapi juga meningkatkan hasil panen mereka tanpa harus membuka lahan baru.

Baca Artikel Lainnya : Melestarikan Kekayaan Alam Bahari Maluku Utara

“Pola agroforestri ini sangat efektif karena dapat meningkatkan hasil pertanian sekaligus menjaga ekosistem tetap seimbang,” ujar Yohana Lestari, aktivis lingkungan dari Yayasan Konservasi Maluku.

Selain itu, pemerintah daerah juga tengah menggencarkan kebijakan moratorium pembalakan hutan serta memperketat pengawasan terhadap izin-izin usaha yang berpotensi merusak lingkungan.

Kesimpulan dan Harapan ke Depan

Keberlanjutan hutan di Maluku Utara bukan hanya penting bagi keseimbangan ekologi, tetapi juga menjadi kunci utama dalam menopang kemandirian pangan masyarakat. Jika upaya konservasi tidak diperkuat, bukan tidak mungkin ketahanan pangan di wilayah ini akan terganggu dalam beberapa tahun ke depan.

Diperlukan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk memastikan bahwa pembangunan ekonomi tetap sejalan dengan prinsip keberlanjutan lingkungan. Dengan demikian, Maluku Utara dapat menjaga hutan sebagai aset vital yang mendukung kesejahteraan masyarakat di masa depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *