Jakarta, 14 Februari 2025 – Di tengah ketidakpastian ekonomi global yang melanda berbagai negara, termasuk Indonesia. Para investor lokal mulai berbondong-bondong membeli emas sebagai bentuk perlindungan nilai. Tren ini semakin mencuat sejak awal tahun 2025. Seiring dengan fluktuasi pasar saham yang semakin tajam, serta kondisi inflasi dan nilai tukar yang tidak menentu. Emas, yang sejak lama dikenal sebagai aset aman (safe haven). Kini menjadi pilihan utama bagi banyak investor yang khawatir akan potensi ketidakstabilan ekonomi yang lebih besar.
Peningkatan pembelian emas ini juga tercermin dari data terbaru yang dirilis oleh sejumlah lembaga keuangan dan penyedia layanan investasi emas. Transaksi pembelian emas di berbagai platform online maupun toko emas fisik meningkat tajam. Bahkan mencapai rekor baru pada bulan Januari dan Februari 2025. Berdasarkan informasi yang dihimpun, sejumlah investor, baik individu maupun lembaga, memanfaatkan situasi ini untuk memperkuat portofolio investasi mereka dengan menambah kepemilikan emas.
Meningkatnya Minat Terhadap Emas sebagai Aset Aman
Dari pantauan berbagai sumber, tren peningkatan pembelian emas ini terkait erat dengan ketidakpastian yang melanda ekonomi global. Ketegangan politik antara beberapa negara besar, gejolak harga komoditas. Serta ketidakpastian mengenai kebijakan moneter yang diambil oleh Bank Sentral AS dan negara-negara besar lainnya, membuat investor memilih untuk mengalihkan dananya ke dalam bentuk emas.
“Emas merupakan instrumen yang memiliki daya tahan nilai yang sangat baik ketika kondisi pasar sedang tidak stabil. Dalam situasi seperti ini, investor akan lebih cenderung memilih emas karena sifatnya yang tidak terpengaruh langsung oleh gejolak ekonomi.” Ujar Dimas Santoso, analis ekonomi dari salah satu lembaga riset keuangan di Jakarta.
Selain itu, banyak investor yang juga merasa bahwa suku bunga yang rendah, yang diterapkan oleh bank-bank sentral dunia. Turut memperburuk prospek investasi di instrumen lain seperti saham dan obligasi. Kondisi tersebut membuat emas menjadi pilihan yang lebih menarik. Karena selain stabil, emas juga memiliki potensi kenaikan harga yang relatif terjaga dalam jangka panjang.
Data Pembelian Emas yang Meningkat
Berdasarkan laporan dari PT Pegadaian, salah satu penyedia layanan investasi emas di Indonesia, terjadi lonjakan signifikan dalam volume transaksi emas sejak Januari 2025. “Dalam dua bulan terakhir, kami mencatatkan peningkatan transaksi hingga 35 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu,” kata Irwan Gunawan, Kepala Divisi Emas Pegadaian.
Selain Pegadaian, platform digital yang menyediakan perdagangan emas seperti Tokopedia dan Bukalapak juga melaporkan kenaikan pesat dalam transaksi emas. Menurut data internal, volume transaksi emas pada kedua platform tersebut meningkat hingga 40 persen dalam dua bulan pertama tahun ini.
Selain investor ritel, sejumlah perusahaan investasi juga dilaporkan mulai meningkatkan alokasi dana mereka untuk membeli emas sebagai bentuk diversifikasi portofolio. Meskipun demikian, harga emas yang mengalami kenaikan dalam beberapa bulan terakhir juga turut mempengaruhi keputusan investor.
Faktor Eksternal yang Mendorong Pembelian Emas
Selain faktor ketidakpastian ekonomi global, beberapa faktor eksternal lainnya juga turut memengaruhi tren peningkatan minat terhadap emas. Salah satunya adalah ketegangan geopolitik yang semakin intens antara Amerika Serikat dan China, yang diprediksi dapat memengaruhi stabilitas ekonomi global. Ancaman resesi global yang semakin nyata dan semakin banyak negara yang mencatatkan angka inflasi tinggi turut memperburuk kondisi ekonomi. Sehingga meningkatkan kecenderungan investor untuk beralih ke instrumen yang lebih aman.
Selain itu, nilai tukar rupiah yang sempat melemah terhadap dolar Amerika juga menjadi salah satu faktor yang memengaruhi keputusan investor. Sebagai aset yang dihargai dalam dolar AS, emas dipandang sebagai instrumen yang dapat memberikan perlindungan terhadap fluktuasi mata uang.
Pandangan Ahli Ekonomi tentang Tren Ini
Meskipun membeli emas dapat memberikan rasa aman di tengah ketidakpastian, para ahli ekonomi mengingatkan bahwa hal tersebut tetap harus dilakukan dengan pertimbangan yang matang. Analis ekonomi, Arif Budiman, menegaskan bahwa investasi emas bukan tanpa risiko. “Emas memang cenderung stabil, tetapi harganya juga bisa dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk kebijakan moneter dan perubahan ekonomi global yang tak terduga,” ujarnya.
Arif juga menambahkan bahwa meskipun emas sering disebut sebagai pelindung nilai, investor sebaiknya tidak sepenuhnya mengandalkan emas dalam portofolio mereka. Diversifikasi investasi tetap diperlukan untuk mengurangi potensi risiko kerugian.